OPSI FUNDAMENTAL SEBAGAI PROSES MENJADI
SESUATU
Dalam kehidupan manusia di muka bumi ini, tentu tidak pernah lepas dari
apa yang disebut dengan pilihan. Setiap hari manusia disodorkan bermacam-macam
pilihan. Lewat pilihan manusia dapat memberikan arah dan tujuan hidupnya. Untuk
itu sangatlah berperan opsi fundamental. Opsi fundamental ini dimaksudkan
sebagai arah kehidupan atau suatu keputusan khusus dan penting yang menentukan
sikap dasar moral dan religius seseorang terhadap yang baik dan yang jahat.[1] Sedangkan
dalam ensiklopedi dijelaskan bahwa. Konsep opsi fundamental muncul dalam bidang
teologi sebagai usaha manusia untuk menjelaskan bahwa kehidupan moral dalam
diri manusia merupakan suatu proses yang berkelanjutan, bukan hanya suatu
rangkaian tindakan-tindakan yang tidak berkaitan.[2]
Dalam keputusan untuk memilih unsur kebebasan sangatlah penting.
Kebebasan dapat mendorang manusia untuk memilih sesuai dengan hati nuraninya,
tanpa didalamnya ada unsur paksaan dari pihak manapun. Kebebasan bukan hanya
tergantung dari apa yang berada diluar diri manusia namun juga menyangkut diri
kita yang terdalam sebab kebebasan merupakan kemampuan untuk menentukan diri
kita sendiri. Jika kebebasan tidak mempunyai kemampuan untuk menentukan apa
pentingnya pilihan kita maka kita tidak akan pernah berhasil membuat suatu dari
dalam diri kita sendiri, dalam proses menjadi sesuatu.[3]
Dalam proses membuat pilihan, kemungkinan-kemungkinan yang tersedia
menjadi menarik karena terdapat nilai pada masing-masing pilihan tersebut.
Ketika memilih manusia mengambil nilai prioritas yang terkandung dalam pilihan
tersebut untuk menemukan nilai yang terdalam. Suatu nilai bukanlah sesuatu yang
mengawang-awang namun benar-benar nyata dalam khidupan.[4]
Inilah yang
perlu dihidupi oleh manusia sebagai wujud akan kebebasan dalam jati dirinya.
Kebebasan yang dimaksudkan disini adalah kebebasan yang bertanggungjawab.
Menurut Thomas Aquinas dan Agustinus, ada dua opsi fundamentaldalam diri
manusia yaitu pilihan dasar dan pilihan partikular. Kedua pilihan ini sering
dijalankan oleh manusia. Akan tetapi dalam proses untuk mengeksplisitkan
pilihan dasar, pilihan partikular dibutuhkan sebagai pendukung bukan sebaliknya
melemahkan pilihan dasar itu.[5] Sehingga
melalui pilihan dasarnya manusia dapat memberikan arah pada hidupnya yaitu
mengikuti panggilan Allah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa opsi
fundamental merupakan suatu putusan dasar yang menuntun manusia pada tujuan
hidupnya yaitu memperoleh hidup yang kekal.
Pembentukan opsi fundamental terjadi sejak seseorang dilahirkan dan
sifatnya dinamis bukan statis. Opsi fundamental bukanlah akhir dari
segala-galanya, sebab opsi ini masih dapat berubah dan berkembang sesuai dengan
kondisi setiap orang.[6]
Dalam hal ini opsi fundamental boleh dikatakan sebagai sarana untuk pemurnian
hidup manusia, dengan maksud bahwa apabila seseorang dalam menghidupi suatu
profesi dan profesi yang telah ia gumuli tidak menghantarnya pada suatu
kebahagian maka orang tersebut mampu memilih kehidupan lain yang mampu
menghantarnya pada suatu kebahagian. Yang mau ditekankan pada bagian ini adalah
suatu proses kehidupan yang lambat laun berubah, dan perubahan itu selalu
menuju pada suatu yang bersifat positif. Jika pilihan mendasar kita pada Allah.
Prinsip opsi fundamental adalah kebebasan manusia untuk melakukan
kebaikan dan mengikuti Allah. Dengan prisip ini kita menentukan pilihan dan
membentuk arah serta kharakter moral kita. Kebebasan itu dihadapkan pada
pilihan sejatiyang mrnuntut keradikalan dan kepatuhan akal budi atas panggilan
Allah. Kebebasan manusia merupakan anugerah dari Allah dan sebagai tanda mulia
dari Allah. Opsi fundamental yang terarah kepada Allah dan kebaikan merupakan
jawaban kita terhadap Allah. Di sinilah kita dituntut agar tidak mempergunakan
kebebasan yang kita miliki sebagai kesempatan untuk hidup di dalam dosa
melainkan setia kepada Allah dan mencintai sesama. Opsi fndamental berkaitan
erat dengan perilaku kongkrit seorang manusia sebab manusia merupakan persona
yang memiliki keutuhan substansial dan kesatuan personal atas perilaku moral
tubuh dan jiwa. Pandangan yang memisahkan antara perilaku konkrit dan opsi
fundamental berarti menentang keutuhan dan kesatuan personal manusia. Opsi
fundamental diwujudnyatakan dalam perilaku baik yang terarah kepada keputusan
demi kebaikan dan demi allah. Maka dalam kehidupan yang serba moderen ini
terutama melalui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berbagai problem
kehidupan yang sering ditemukan. Manusia terkadang diombang-ambingkan dengan
berbagai masalah kehidupan. Di saat itulah manusia ditantang untuk tetap
mencintai Allah atau mau mendewakan barang-barang duniawi.
Dengan demikian untuk menghadapi perkembangan jaman manusia seharusnya
tetap berpegang pada pilihan dasarnya, yang selalu mendorangnya utuk berbakti
kepada Tuhan dan juga mau membuka diri terhadap perkembangan zaman.
[1] Gerald O’ Collins dan Edward G. Farrugia, Kamus Teologi (Judul asli: A Concise Dictionary of Theology), diterjemahkan
oleh I. Suharyo (Yokyakarta: Kanisius, 1996), hlm.220.
[2] E.
Mc Donagh, Fundamental Option dalam
New chatolic Encyclopedia, volume 16 suplement (Washington: Jack Heraty dan
Associates, Inc, 1974), hlm. 183.
[3] Otto Hentz, Pengharapan
Kristen (Yokyakarta: Kanisius, 2005), hlm.68.
[4] Otto Hentz, Pengharapan…,
hlm.68.
[5] William Chang, Pengantar
Teologi (Yokyakarta: Kanisius, 2001), hlm. 74.
[6] William Chang, Pengantar…,
hlm. 76.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar