Entri Populer

Selasa, 20 Maret 2012

KEUTAMAAN


 
Keutamaan Sebagai Penerang Hidup Dalam Era Globalisasi

I Pengantar
            Dalam perkembangan zaman yang semakin moderen ini, manusia disodorkan dengan berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua perkembangan ini demi kebutuhan manusia sendiri. Akan tetapi dalam arus perkembangan ini, manusia terkadang menyimpang dari tatanan hidupnya atau manusia mulai menjauh dari nilai-nilai keutamaan. Hal ini dapat kita temukan dalam penggunaan alat-alat komunikasi seperti HP. Terkadang manusia lebih mementingkan kesenangan yang bersifat sementara saja. Ia lebih memilih untuk memencet HP daripada melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menghantarnya untuk lebih manusiawi. Fenomena ini melanda remaja-remaja masa kini bahkan orang tua. Memilih untuk belajar dan bekerja atau menikmati teknologi. Maka dengan melihat fenomena yang terjadi ini patutlah kita menggali kembali nilai-nilai keutamaan yang ada dalam diri kita. Juga melalui  tulisan ini semoga saya semakin memahami arti dan makna dari panggilan serta tugas dan tanggung jawabku sebagai seorang mahasiswa.

II Pembahasan
Pengertian keutamaan
Keutamaan menurut paham Yunani kuno.
Menurut pandangan Yunani kuno keutamaan diungkapkan dengan kata Arete, arah dari kata ini  mau menggambarkan kematangan pribadi dan kekuatan seseorang. Seseorang dianggap matang bila ia menjadi utuh dalam dirinya serta mampu menunaikan tugas-tugas manusiawi dalam keseluruhan aspek tingkah lakunya dalam kehidupan.[1]
Keutamaan menurt Kitab Suci
Keutaman dalam kitab suci terdapat dua pandangan: pertama, keutamaan itu nyata dalam keadilan, ketaatan, kesetiaan, belas kasih, kesabaran. Kedua, iman akan Tuhan. Kedua keutamaan ini nampak dalam perjanjian lama.[2]
Keutamaan Menurut Aristoteles
Menurut Aristoteles, keutamaan adalah “a mean between two vices, one of excess and one of deficiency” (pertengahan antara dua hal satu yang berlebihan dan satu berkekurangan). Hal yang mau ditampilakan disini ialah kemampuan seseorang untuk menempatkan dirinya diantara dua hal yang ekstrim. Artinya seseorang tidak terbuai untuk melakukan hal yang berlebihan dan yang sangat kurang.[3]
Keutamaan menurut St. Thomas Aquinas
Kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam diri seseorang dimana kebiasaan tersebut menghantarnya untuk melakukan hal-hal yang baik. Namun St. Thomas melihat keutamaan sebagai nilai teologial (Iman,harap dan kasih).[4] Ketiga keutaman teologal ini bagaikan pohon.

Makna Keutamaan
            Keutamaan sangat menyinggung seluruh aspek kehidupan manusia. Perwujudan keutamaan adalah suatu pilihan dalam tindakan yang baik dan benar. Hal ini nampak dalam pikiran, perkataan, pilihan dan perbuatan demi kesejahteraan manusia. Keutamaan dapat dilukiskan sebagai sifat rohani yang baik dimana seseorang tidak melakukan kejahatan. Keutamaan dapat menghantar seseorang untuk menguasai dorongan rohani dan sensual agar mampu melakukan sesuatu yang baik yang dihargai dan dicintai orang lain. Keutamaan harus tertuju pada tujuan luhur yakni demi kemuliaan Allah dan perwujudan rencana keselamatan bagi manusia dan dunia.[5]

III Keutamaan dan hidup beriman.
            Setelah kita memahami dan mengerti pengertian dan makna keutamaan, patutlah kita mengaktualisasikan hal ini dalam kehidupan kita sebagai umat beriman yang hidup dalam zaman yang global ini. Keutamaan ada dalam diri kita jika kita secara terus menerus menghidupi nilai-nilai kebaikan yang ada dalam diri kita. Dalam arti yang ketat, bagaimanapun, seperti yang digunakan oleh filsuf dan teolog moral, itu menandakan kebiasaan superadded ke fakultas jiwa, pembuangan itu untuk memperoleh dengan kesiapan bertindak selaras dengan alam rasional kita. Sebagai orang beriman apa yang menjadi keutamaan kita? Keutamaan sebagai orang beriman kristiani yakni: menjalin relasi dengan orang lain dalam hidup sosial masyarakat menurut ukuran kesamaan,  jujur, setia pada hal yang baik, hidup teratur dengan akal sehat, bertindak bebas dalam jiwa, dan ketangguhan kita untuk menahan gejolak-gejolak yang kurang baik yang datang dari jiwa. Sebagi seorang pelajar yang menjadi keutamaan adalah kemampuan untuk menjalankan tugas sebagai seorang siswa yakni belajar dengan tekun tanpa mengesampingkan nilai-nilai moral yang ada dalam ajaran gereja. Dengan demikian keutamaan-keutamaan ini akan menghantar kita pada suatu nilai tertinggi yang ada dalam ajaran gereja yakni Iman, Harap dan kasih.
            Pengharapan menggerakan kita menuju iman dan kemudian menemukan dukungannya dalam iman, harapan kita menuju kasih. Harapan menggerakan kita menuju kasih dan kasih membimbing kita pada iman yang lebih dalam. Pengharapan adalah tindakan mental yang memunculkan iman dan kasih dan pada gilirannya pengharapan menumbuhkan daya. Harapan adalah pusat dinamika semangat manusia[6]





Daftar Pustaka
Chang,Wliiam. Menggali Butir-butir Keutamaan. Yokyakarta: Kanisius, 2002.
Hentz Otto. Pengharapan Kristen. Yokyakarta: Kanisius, 2005.
Ndeak Lardus. Moral Fundamental II Dengan Hatinurani Kembali ke Keutamaan. Sinaksak: Pematangsiantar, 2007.
T. C. O’brien. Virtue, dalam New chatolic Encyclopedia, volume 14 suplement  Washington: Jack Heraty dan Associates, Inc, 1981.







[1] Wliiam Chang, Menggali Butir-butir Keutamaan, (Yokyakarta: Kanisius, 2002), hlm. 15.
[2] Wliiam Chang, Menggali Butir-butir…, hlm. 17-18

[3] Lardus Ndeak, Moral Fundamental II Dengan Hatinurani Kembali ke Keutamaan, (Sinaksak: Pematangsiantar, 2007), hlm. 60.

[4] Wliiam Chang, Menggali Butir-butir…, hlm. 19

[5] T. C. O’brien, Virtue, dalam New chatolic Encyclopedia, volume 14 suplement ( Washington: Jack Heraty dan Associates, Inc, 1981 ), hlm. 704.

[6] Otto Hentz, Pengharapan Kristen, (Yokyakarta: Kanisius, 2005), hlm. 27.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar