Entri Populer

Selasa, 15 November 2011

Patrologi

SURAT IGNATIUS KEPADA JEMAAT DI EFESUS
I Pengantar
Dalam menghadapi berbagai tantangan yang merongrong iman, banyak pengikut Kristus yang berusaha untuk membela iman dihadapan publik. Salah satu tokoh yang berusaha untuk membela iman dan merumuskan serta menjelaskan kepada pengikut Kristus untuk tetap berpegang teguh dalam menghadapi berbagai pencobaan ialah St. Ignatius dari Anthiokia. Ia bukan hanya membela iman dihadapan publik tetapi meneguhkan orang-orang yang percaya kepada Kristus. Tujuan utamanya ialah demi kesatuan dalam Jemaat bukan perpecahan. Maka salah satu surat yang ditulis oleh Ignatius ialah surat kepada Jemaat di Efesus. Surat kepada Jemaat di Efesus berisikan pengajaran dan nasihat. Untuk itu kita juga pelu mengetahui maksud dari tulisan itu.
II Surat Ignatius Kepada Jemaat di Efesus
a.       Ucapan salam dan pujian
            Dalam suratnya kepada Jemaat di Efesus, Ignatius mengawali dengan ucapkan salam dan pujian. Pujian Ignatius kepada Jemaat di Efesus atas kehidupan Jemaat yang benar, dan sesuai dengan iman serta kasih dalam Yesus Kristus sebagai penyelamat. Jemaat di puji karena kekuatan iman dalam menghadapi penganiayaan, kehidupan mereka yang benar dan kemampuan dalam mengembangkan dan menghidupi nilai-nilai injili.
b.      Keselarasan dalam Kesatuan
Ignatius menunjukan kepada Jemaat bahwa Tuhan Yesus Kristus telah memberikan kemuliaan yang besar kepada mereka maka selayaknya mereka juga memberikan kemuliaan kepada-Nya. Ia menjelaskan kepada mereka bahwa hidup dalam kesucian merupakan hal utama dan penting yang harus diusahakan oleh Jemaat. Kesucian hidup merupakan hakekat sebagai pengikut Kristus. Untuk mengusahakan kesucian, ia memberikan anjuran kepada jemaat untuk hidup dalam persatuan. Kesucian harus diusahakan dalam persatuan hidup bersama dengan uskup dan klerus. Ia mengeluarkan perintah untuk hidup dalam persatuan di kalangan Jemaat bukan atas dasar kekuasaan atau penganggapan diri sebagai orang penting, sempurna, hidup benar dihadirat Allah akan tetapi ia berbicara kepada mereka sebagai rekan dan sebagai pengikut Kristus. Ia menganggap dirinya lebih rendah di hadapan Jemaat bahkan ia mengatakan kepada mereka bahwa mereka yang seharusnya mengajarkan tentang iman, kesabaran dan ketahanan.
Kehidupan Jemaat di Efesus sangat berkenan di hati Ignatius. Kehidupan Jemaat inilah yang mendorongnya untuk menuliskan suratnya. Ia melihat persatuan yang ada dalam diri Jemaat maka ia menganjurkan kepada mereka agar kehidupan seperti itu perlu di jaga agar mencerminkan Tuhan sebab kita tidak dapat memiliki hidup lepas dari Yesus Kristus. Dan seperti Dia mewakili pemikiran Bapa demikian juga para uskup bahkan mereka yang menduduki tempat yang paling rendah di dunia: mereka pun mewakili pemikiran Yesus Kristus. Dengan demikian sikap dan tindakan Jemaat sedapat mungkin mengikuti pemikiran uskup demi persatuan dalam Jemaat. Selanjutnya ia menghimbau kepada Jemaat agar mereka menghormati klerus yang merupakan tanggungan Tuhan, yang hidup sesuai dengan Uskup. Mereka bagaikan tali senar pada kecapi yang bersama-sama menghasilkan kidung pujian kepada Yesus Kristus berkat budi yang terpadu dan rasa cinta yang serasi. Maka berdoalah dan datanglah bergabung dengan paduan suara itu setiap orang diantara kamu. Ambilah bersama nada yang dari Allah dan bernyanyilah dengan nyaring kepada Bapa dengan satu suara yaitu Yesus Kristus hingga Allah mendengarkan suaramu. Melalui perbuatan baik dalam hidup Allah akan mengerti bahwa Jemaat merupakan anggota dari tubuh Putera-Nya.
Ia menghimbau kepada Jemaat agar tetap bersatu bagaikan Gereja dengan Yesus Kristus dan Yesus Kristus dengan Bapa. Dengan demikian umat dapat membentuk satu kesatuan yang sungguh selaras. Ia juga menasehati Jemaat agar jangan menipu diri sebab barang siapa menipu diri dari tempat suci ia menjauhkan diri dari roti Allah. Sebab kalu doa satu atau dua orang mempunyai kekuatan yang besar akan lebih besar lagi kalau Jemaat bersatu dengan Uskup dan seluruh Gereja.
c.       Nasehat untuk percaya dan cinta kepada Yesus Kristus
Pada bagian ini, Ignatius menghimbau kepada Jemaat di Efesus agar dalam perkumpulan mereka selalu mengucap syukur dan memuliakan allah.  Dalam perkumpulan itu kekuasaan setan akan digempur dan dalam kesatuan itu kekuasaan jahat tidak akan menghancurkan mereka. Selanjutnya ia mengharapkan kepada Jemaat agar hidup rukun, damai dimana setiap permusuhan batiniah dan lahiriah telah dilenyapkan. Jika Jemaat mempunyai iman kokoh terhadap Yesus Kristus maka tidak ada hal yang tersembunyi sebab kehidupan bermula dan berakhir pada iman dan cinta.
Ia menjelaskan kepada Jemaat bahwa perpaduan antara iman dan cinta adalah Tuhan. Orang yang tulus beriman tidak berbuat dosa dan orang yang memiliki cinta tidak merasa benci, sebagaimana pohon dikenal dari buahnya begitu juga orang yang mengaku diri milik Kristus dapat dikenal dari perbuatannya. Perbuatan itu tidak hanya menyatakan siapa saya tetapi merupakan perwujudan nyata dari iman. Selanjutnya dalam kehidupan bersama ia menasehati Jemaat agar lebih baik tinggal diam namun berkarya nyata dari pada banyak berbicara tetapi hampa. Di sini, ia mau menjelaskan kepada jemaat bahwa iman harus diwujudnyatakan dalam perbuatan setiap hari. Saling memberikan pengajaran memang baik untuk kehidupan bersama namun hendaknya sebelum memberikan pengajaran kepada orang lain, kita harus terlebih dahulu menghidupi dan menjalankan apa yang akan kita ajarkan. Jangan mengikuti pengajar-pengajar palsu yang mengajarkan kepada orang lain tentang kebaikan tetapi tidak menghidupinya, tetapi harus mengikuti Yesus sang Guru yang mengajarkan apa yang baik kepada orang lain sesuai dengan apa yang Ia lakukan.
Tiadak ada sesuatu yang tersembunyi di hadapan Tuhan, bahkan hal-hal yang paling mendasar dan menjadi rahasia kita terbuka di hadapan-Nya. Dalam melakukan sesuatu hendaklah kita kerjakan seakan-akan Ia sendiri ada di dalam diri kita. Ia memperingatkan kepada Jemaat agar jangan mencemarkan nama Tuhan dengan mengikuti ajaran-ajaran palsu yang mencemarkan iman mereka akan Yesus Kristus. Ia menjelaskan kepada Jemaat dengan menandaskan bahwa: tak seorangpun yang mencemarkan rumah tangga dapat mengharapkan ikut ambil bagian dalam Kerajaan Allah. Orang yang mencemarkan nama Yesus dengan mengikuti pengajar-pengajar palsu akan diperuntukan bagi kebinasaan dan memperoleh ganjaran yang berat yakni mendapat kebusukan serta ia telah diperuntukkan bagi api yang tak pernah kunjung padam.
Ignatius dalam suratnya kepada Jemaat, mengajarkan bahwa mengapa Tuhan mendapat pengurapan muliah di kepala-Nya? Tidak lain ialah untuk menyalurkan keharuman yang tak dapat binasa kepada Gereja-Nya. Maka ia menghimbau kepada jemaat agar tidak membiarkan diri dilumasi oleh kebusukan. Akhirnya pada bagian terakhir suratnya, Ignatius mengharapkan kepada Jemaat agar selalu waspada dan bijaksana. Hendaknya Jemaat memiliki pengetahuan yang  benar akan Allah yang diberikan melalui Yesus Kristus.
III Penutup
            Tulisan dari St. Ignatius sangat  berpengaruh pada zamannya untuk mengokohkan iman Jemaat yang bisa dikatakan masih baru. Surat kepada Jemaat di Efesus memuat beberapa poin penting  seperti desakan untuk hidup dalam persatuan, cinta dan percaya kepada Yesus Kristus dan berwaspada terhadap pengajar-pengajar palsu. Ia menuliskan surat ini sebagai bukti persatuan antara pengikut Kristus. Dengan demikian surat kepada Jemaat di Efesus bukan hanya berpengaruh terhadap Jemaat di zamannya tetapi tetap relevan hingga kini. Melalui tulisan St. Ignatius kepada jemaat di Efesus kita juga dihimbau untuk tetap hidup dalam kesatuan dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai penjelmaan sempurna dari Allah. Hendaknya kita juga berlaku sebagai pengikut Kristus dengan mewartakan Kerajaan Allah melalui cara hidup kita setiap hari.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar