Entri Populer

Selasa, 20 Maret 2012

PENELITIAN

PENGARUH NEGATIF DAN POSITIF TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA)
TERHADAP MASYARAKAT (KESEHATAN, PENDIDIKAN, DAN PENDAPATAN) RT SUKA MULI
DI  KELURAHAN  TANJUNG  PINGGIR
 ( KELOMPOK III )


1. Latar Belakang Masalah
            Berdirinya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Tanjung Pinggir yang terletak di tengah pemukiman penduduk dan lahan pertanian secara tidak langsung  mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitarnya. Pada umumnya masyarakat Tanjung Pinggir yang ada di sekitar TPA berprofesi sebagai petani. Namun akhir-akhir ini dengan berdirinya TPA di tanjung penggir merubah lahan yang digunakan oleh petani menjadi Tempat Pembuangan Akhir. Hal ini mempengaruhi situasi ekonomi masyarakat di sekitar TPA dan bahkan merubah profesi dari petani menjadi pemulung dan ada juga yang mempertahankan profesinya sebagai petani sekaligus pemulung.
            Dengan hadirnya TPA secara tidak langsung membawa pengaruh negatif dan positif terhadap penghasilan, kesehatan, dan pendidikan masyarakat di sekitarnya. Jika hal ini dibiarkan (pengaruh negatif), maka dapat menimbulkan masalah-masalah baru seperti kemiskinan dan masalah sosial lainnya.

2.  Tujuan Penelitian
            Tujuan penelitian kelompok kami adalah untuk memperoleh informasi, data-data tentang berdirinya TPA di Tanjung Pinggir, keadaan ekonomi sebelum dan sesudah berdirinya TPA serta dampak positif dan negatif terhadap penghasilan, pendidikan, dan kesehatan masyarakat yang ada di sekitar TPA khususnya RT Suka Mulia.
            Selain untuk memperoleh informasi dan data-data, kelompok juga hendak mencari dan menemukan masalah-masalah serta mencoba untuk menganalisanya. Dengan menganalisa masalah, diharapkan mampu untuk menemukan temuan-temuan baru. Temuan baru yang kelompok peroleh diharapkan mampu mengurangi masalah-masalah yang terjadi atau dapat mencari solusi yang lebih baik.



3. Kerangka Teoritis Penelitian
            Hadirnya TPA mempengaruhi lingkungan sekitar dan sekaligus profesi masyarakat. Selain itu TPA juga mempengaruhi keadaan ekonomi, pendidikan, dan kesehatan masyarakat yang ada di sekitarnya. Jika  dampak dari pengaruh TPA negatif, maka dapat menimbulkan masalah baru yakni kemiskinan, mempengaruhi kesehatan  masyarakat, dan mempengaruhi pendidikan anak-anak mereka sendiri.  Maka dari itu independent variabelnya ialah adanya TPA yang berada di tengah pemukiman penduduk dan dependent Variabel ialah pengaruhnya terhadap pendapatan penduduk, kesehatan, dan pendidikan.

4. Metode Penelitian
            Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Untuk mendukung proses itu kelompok menggunakan metode wawancara. Pendekatan ini kami rasa sangat cocok karena dalam penelitian kami mencoba untuk mencari sampai pada akar masalah atau mencari data-data sedetailnya dari data-data dan fakta serta informasi yang telah dikumpulkan. Sedangkan teknik yang kami gunakan ialah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan yang kami teliti (interview).

5. Responden, Informan, dan Key Person
            Responden yang kami tentukan ialah orang-orang yang berprofesi sebagai petani, pemulung, dan petani sekaligus pemulung. Adapun tabel dari responden dapat dilihat dari tabel di bawah ini.
Tabel Daftar Responden
No
Nama
Jenis kelamin
Status
Pekerjaan
Pendapatan
Jumlah Anak
1
Bpk. Pakpahan
L
Menikah
Petani
Rp. 1.000.000/Bulan
3 Org
2
Bpk. Purba
L
Menikah
Petani
Rp. 2.500.000/Bulan
3 Org
3
Bpk. Saragih
L
Menikah
Petani + Pemulung
Rp. 1.300.000/Bulan

4
Bpk. Sihoras
L
Menikah
Petani
Rp. 1.300.000/Bulan
4 Org
5
Bpk. Simarmata
L
Menikah
Petani + Pemulung
Rp. 1.500.000/Bulan

6
Bpk. Siregar
L
Tdk Menikah
Pemulung
Rp. 500.000/Bulan

7
Ibu Br. Purba
P
Menikah
Pemulung
Rp. 1.500.000/Bulan
3 Org
8
Ibu Br. Naibaho
P
Menikah
Petani
Rp. 1.300.000/Bulan
7 Org
9
Ibu
Br. Nainggolan
P
Menikah
Pemulung
Rp. 600.000/Bulan
4 Org
10
Ibu Br. Sinaga
P
Menikah
Pemulung
Rp. 300.000/Bulan
7 0rg
11
Leo Simatupang
L
Blm. Menikah
Pemulung
Rp. 300.000/Bulan

12
Larista Marbun
P
Menikah
Pemulung
Rp. 1.000.000/Bulan

13
M. Br. Manik
P
Menikah
Pemulung
Rp. 400.000/Bulan
3 Org


No
Responden
Jumlah
1.
2.
3.
Petani
Pemulung
Petani Sekaligus Pemulung
4
7
2

Total
13

Sedangkan informan yang akan kami temui ialah Kepala Lorong (RT) dan orang-orang yang sudah lama tinggal di situ. Jumlah informan yang kami tentukan ialah sebanyak dua (2) orang.

6. Lokasi Penelitian
            Lokasi penelitian dari kelompok kami ialah RT Suka Mulia Jl.Tuan Rondahaim Saragih, Kelurahan Tanjung Pinggir, Pemerintahan Kota Pematang Siantar. Sedangkan penduduk setempat umumnya bermata pencaharian sebagai petani, pemulung, dan petani sekaligus pemulung. Yang berprofesi sebagai petani umumnya sebagai petani padi, cokelat dan palawija. Sedangkan yang berprofesi sebagai pemulung sekaligus petani, mereka membagikan waktu mereka untuk secara bergantian bekerja di ladang dan bekerja di TPA atau sebagai pemulung. Tetapi sangat berbeda dengan petani, mereka lebih tenang untuk bekerja dan tidak berpatokan dengan waktu karena mereka bekerja di tanah mereka sendiri.
            Sedangkan jarak dari TPA dengan pemukiman penduduk ± 50 meter, dengan demikian bau dari TPA sangat menyengat dari pemukiman penduduk. Selain itu penduduk setempat juga tidak mendapat sarana air bersih dan listrik. 

7. Proses Penelitian
            Sebelum terjun ke lapangan, kami membuat proposal untuk penelitian ini. Dengan dilengkapi surat rekomendasi dari kampus, kami sangat dibantu untuk mengadakan observasi. Sedangkan tempat dari penelitian kami ialah di RT Suka Mulia, Kelurahan Tanjung Pinggir, Pemerintahan Kota Pematang Siantar. 
            Dalam tahap observasi, kami menjumpai bapak Keplor Suka Mulia yakni bapak Papahan dan Lurah  Tanjung Pinggir yang bernama Bak. Hutapea. Kami juga mencari informan untuk membantu kami dalam proses penelitian ini yakni Bpk. Pakpahan dan ibu br. Sinaga serta kami juga membuat janji dengan beberapa responden yang kami jumpai.
            Berikutnya, kami mencoba mencari data-data dan informasi dengan mewawancarai beberapa informan, akan tetapi ada informan yang enggan menyebutkan nama lengkap mereka dan bahkan mereka enggan memberikan jawaban dari pertanyaan yang kami lakukan. Hal itu dikarenakan  bahwa mereka sering “diperalat” oleh beberapa peneliti yang pernah meneliti di tempat mereka yang hanya mau mengambil untung dari hasil penelitian peneliti. Namun demikian pada umumnya kami diterima dengan baik.
            Sedangkan pertemuan yang  kami lakukan dengan para responden sebanyak empat kali. Dan metode yang kami gunakan ialah dengan wawancara (face to face) di rumah-rumah mereka dan di tempat lain (kedai dan di lokasi TPA) yang sebelumnya kami mengadakan perjanjian dengan mereka (responden). Setelah kami mewawancara dengan para responden, kelompok berdiskusi dan berbagi serta merangkumkan dari hasil atau informasi yang kami peroleh dari mereka.  Dan dalam empat kali pertemuan (penelitan) itu kami merasa data-data dan informasi yang kami peroleh sudah cukup memadai untuk membuat laporan dari hasil wawancara dari para responden.

8. Hasil Penelitian
A.1 Tabel daftar Responden
No
Nama
Jenis kelamin
Status
Pekerjaan
Pendapatan
Jumlah Anak
1
Bpk. Pakpahan
L
Menikah
Petani
Rp. 1.000.000/Bulan
3 Org
2
Bpk. Purba
L
Menikah
Petani
Rp. 2.500.000/Bulan
3 Org
3
Bpk. Saragih
L
Menikah
Petani+Pemulung
Rp. 1.300.000/Bulan

4
Bpk. Sihoras
L
Menikah
Petani
Rp. 1.300.000/Bulan
4 Org
5
Bpk. Simarmata
L
Menikah
Petani+Pemulung
Rp. 1.500.000/Bulan

6
Bpk. Siregar
L
Tdk Menikah
Pemulung
Rp. 500.000/Bulan

7
Ibu Br. Purba
P
Menikah
Pemulung
Rp. 1.500.000/Bulan
3 Org
8
Ibu Br. Naibaho
P
Menikah
Petani
Rp. 1.300.000/Bulan
7 Org
9
Ibu
Br. Nainggolan
P
Menikah
Pemulung
Rp. 600.000/Bulan
4 Org
10
Ibu Br. Sinaga
P
Menikah
Pemulung
Rp. 300.000/Bulan
7 0rg
11
Leo Simatupang
L
Blm. Menikah
Pemulung
Rp. 300.000/Bulan

12
Larista Marbun
P
Menikah
Pemulung
Rp. 1.000.000/Bulan

13
M. Br. Manik
P
Menikah
Pemulung
Rp. 400.000/Bulan
3 Org


A.2 Tabel Responden dilihat dari jenis kelamin dan pekerjaan

Pekerjaan/Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Petani
3
1
4
Pemulung
2
5
7
Petani dan Pemulung
2
-
2
Jumlah
7
6
13


A. 3  Tabel Responden dilihat dari Pekerjaan dan Pendapatan
Pekerjaan/
Pendapatan
Rp. 100.000 -500.000
Rp. 600.000 -  1.000.000
Rp. 1.000.000 – 1.500.000
Rp. 1.500.000 – 3.000.000
Jlh
Petani
-
-
3
1
4
Pemulung
4
1
2
-
7
Petani & Pemulung
-
1
1
-
2
Jumlah
4
2
6
1
13



B. Jawaban Sesuai dengan Pertanyaan ( Daftar pertanyaan terlampir)
B. 1 Sejarah tempat pembuangan sampah (TPA) Tanjung Pinggir
            Tempat pembuangan sampah (TPA) di Tanjung Pinggir berdiri sejak tahun 1992. keberadaan TPA di Tanjung Pinggir merupakan hasil kerja sama antara pemerintah kota Pematang Siantar dengan bapak Sitorus selaku pemilik tanah tempat pembuangan akhir (TPA) tersebut. Berdasarkan kesepakatan antara kedua pihak maka tanah yang digunakan untuk membuang sampah tersebut hanya berlaku sampai tahun 2012. Artinya tempat untuk membuang sampah di Tanjung Pinggir akan berakhir pada tahun 2012. Sedangkan alasan untuk mengadakan tempat pembuangan sampah (TPA) di Tanjung Pinggir karena tanah tersebut memungkinkan untuk diadakan sebagai pembuangan sampah. Selain itu struktur tanah tersebut berjurang.
B. 2 Mata Pencaharian Tetap penduduk di sekitar TPA
            Berdasarkan hasil penelitian yang telah kami adakan, kami menemukan bahwa masyarakat di sekitar TPA khususnya masyarakat Suka Mulia mata pencaharian meraka sebelum berdirinya TPA adalah petani. Namun setelah TPA berdiri, masyarakat sekitarnya ada yang beralih profesi yakni ada yang berprofesi sebagai pemulung dan ada yang tetap sebagai petani. Alasan mereka yang beralih profesi sebagai pemulung dikarenakan bahwa TPA tersebut dapat membantu serta menambah penghasilan mereka. Sedangkan mereka yang tetap berprofesi sebagai petani dan tidak mau bekerja sebagai pemulung mempunyai alasan bahwa mereka tidak tahan dengan aroma sampah yang ada di TPA tersebut. Alasan lain dari mereka yang tidak mau bekerja sebagai pemulung ialah mereka berpendapat bahwa bekerja di ladang lebih memberikan hasil yang memuaskan.
B. 3  Jumlah Pendapatan Penduduk Sebelum dan Sesudah TPA
            Menurut hasil penelitian, pada umumnya masyarakat sekitar TPA khususnya para petani, biasanya bekerja sesuai dengan kebutuhan dalam keluarga. Jumlah pendapatan para petani tidak dipengaruhi oleh TPA, sebab mereka tidak bekerja sebagai pemulung. Jumlah pendapatan para petani sesuai dengan tabel di atas. Para petani bekerja pada saat-saat tertentu. Maksudnya ialah mereka bekerja sesuai dengan apa yang telah mereka tanam di ladang. Untuk menentukan berapa jam mereka bekerja di ladang, menurut mereka tidak menentu. Mereka biasanya bekerja dari pagi sampai siang dan melanjutkannya pada sore hari. Sedangkan masyarakat yang beralih profesi dari petani ke pemulung biasanya mereka bekerja dari pagi sampai sore hari. Bahkan ada pemulung yang sudah mulai bekerja di TPA dari jam 5.00 WIB-17.00 WIB. Dengan demikian, jika kita melihat jumlah jam yang dipergunakan para pemulung untuk bekerja, ada yang sesuai dengan jumlah pendapatan setiap bulan. Sedangkan ada yang tidak sesuai dengan pendapatan setiap bulan karena pendapatan yang mereka peroleh sangat minim. Namun bila ditanya pendapat mereka tentang TPA tersebut, mereka selalu mengatakan bahwa dengan adanya TPA tersebut dapat menambah pendapatan mereka. Hal lain yang yang membuat para pemulung merasa beruntung dengan adanya TPA ialah mereka dapat memperoleh sisa-sisa makanan untuk memberi makan hewan peliharaan seperti babi.
            Banyak pendapat dari para pemulung tentang TPA. Ada hal yang sangat menarik bagi kami ialah ada beberapa pemulung yang mengusulkan agar TPA yang telah ada di dekat tempat tinggal mereka tersebut tetap berada di lokasi tersebut atau dengan kata lain mereka mau agar TPA tersebut di perpanjang masa kontraknya.
            Berbicara tentang pengeluaran setiap anggota keluarga sedikit mengalami kesulitan karena menurut pendapat para keluarga, pengeluaran setiap bulan tidak menentu. Mereka sering mengeluarkan uang sesuai dengan kebutuhan hidup setiap hari. Namun secara umum kami dapat mengatakan bahwa pengeluaran keluarga setiap bulan berkisar antara Rp. 800.000 / bulan. Jika kita menelusuri secara mendalam tentang pengeluaran setiap anggota keluarga khususnya para pemulung tidak sesuai dengan jumlah pendapatan yang mereka peroleh. Hasil yang mereka peroleh tidak mencukupi untuk membiayai kebutuhan keluarga.
            Menurut bapak Pakpahan selaku kepala lorong Suka Mulia menandaskan bahwa sejak ia menjabat sebagai kepala lorong,  ia menemukan beberapa kesulitan yang berkaitan dengan  TPA tersebut. Selanjutnya beliau menandaskan bahwa anggota masyarakat yang berprofesi sebagai pemulung sulit dikumpulkan untuk mengadakan kerja bakti sosial dalam bidang pemerintahan karena pada umumnya para pemulung tidak mempunyai waktu luang untuk mengikuti kegiatan tersebut. Dengan demikian beliau mengharapkan agar tempat pembuangan sampah tersebut tidak diperpanjang masa kontraknya oleh pemerintah kota.
B. 4 Pengaruh positif dan Negatif  TPA Di Tanjung Pinggir Terhadap Masyarakat
            Keberadaan TPA di Tanjung Pinggir mempunyai pengaruh terhadap penduduk di sekitarnya secara khusus RT Suka Mulia. Adapun pengaruh itu mencakup:

  • Pendapatan
Dari hasil penelitian, kami menemukan beberapa pendapat dari masyarakat khususnya para pemulung tentang TPA yang ada di Tanjung Pinggir. Pada umumnya mereka mengatakan bahwa dengan hadirnya TPA di Tanjung Pinggir sangat membantu kehidupan mereka. Pendapatan keluarga atau ekonomi mereka semakin bertambah. Selanjutnya mereka menandaskan bahwa dengan hadirnya TPA di Tanjung Pinggir Masyarakat yang mau bekerja sebagai pemulung mudah mendapatkan uang setiap hari. Dengan demikian mereka dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka setiap hari. Hal positif lain yang dikemukakan masyarakat terhadap TPA ialah melalui TPA mereka bisa mendapat sisa-sisa makan sehingga melalui sisa-sisa makanan tersebut mereka dapat beternak babi. Sedangkan bagi masyarakat yang berprofesi sebagai petani sekaligus pemulung TPA tersebut sangat memberikan suatu peningkatan dalam pendapatan mereka karena pendapatan keluarga semakin bertambah selain dari ladang ada juga dari TPA tersebut. Pada umumnya masyarakat Tanjung Pinggir mengatakan bahwa dengan hadirnya TPA di lokasi sekitar pemukiman mereka sangat memberikan bantuan hidup.
  • Kesehatan
TPA yang ada di Tanjung Pinggir membawa pengaruh negatif yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat  di sekitarnya terutama RT Suka Mulia. Menurut hasil penelitian, masyarakat sekitarnya sangat mengeluh dengan keberadaan TPA tersebut. Mereka mempunyai keluhan bahwa TPA sangat memberikan efek yang besar bagi anak-anak mereka. Pada umumnya bau yang berasal dari TPA membuat anak-anak mual bahkan yang lebih mengerikan lagi anak-anak mereka mendapat penyakit kulit seperti kudis dan juga bau yang datang dari TPA tersebut membuat masyarakat tidak mempunyai selera makan. Bahkan jika pada musim hujan banyak lalat yang bertebaran di sekitar lingkungan. Sedangkan pendapat para pemulung tentang TPA berkaitan dengan kesehatan sangat memprihatinkan. Para pemulung pada awalnya bekerja di TPA tidak mengalami penyakit seperti dialami oleh anak-anak mereka, ada beberapa pemulung yang mengatakan bahwa mereka baik-baik saja. Namun menurut masyarakat setempat khususnya bapak Pakpahan selaku Keplor menandaskan bahwa menurut fakta yang terjadi, orang-orang yang berprofesi sebagai pemulung jika pada suatu saat menderita sakit maka penyakit yang dialami oleh pemulung itu tidak tertolong. Mereka pada umumnya mengalami suatu penyakit yang tidak bisa di obati oleh dokter.


  • Pendidikan Anak
Dari hasil penelitian di TPA Tanjung Pinggir, masyarakat rata-rata sudah berkeluarga dan memiliki anak lebih dari satu orang. Jika kita melihat pendidikan anak, rata-rata anak mereka bersekolah. Bahkan ada yang berpendidikan hingga SLTA. Pendidikan anak-anak para pemulung sangat dipengaruhi oleh ekonomi keluarga. Meskipun pendapatan para pemulung rata-rata pas-pasan atau di bawah standar UMR namun pendidikan anak hampir sama dengan pendidikan anak para petani yang bisa dikatakan memiliki pendapatan yang cukup besar.
Sedangkan hal negatif dari keberadaan TPA di Tanjung Pinggir terhadap pendidikan anak ialah kurangnya situasi yang mendukung karena anak-anak dari masyarakat RT Suka Mulia tidak memiliki tempat bermain yang sehat bila dibandingkan dengan anak-anak lain. Artinya bahwa kehidupan anak tidak didukung oleh lingkungan yang sehat. Dengan demikian kesehatan anak akan jauh berbeda dengan anak-anak yang lain yang jauh dari tempat pembuangan sampah tersebut. Selain itu cara hidup yang berhubungan dengan kebersihan dalam diri anak tidak tertanam dengan baik sebab pada dasarnya anak-anak yang berada di daerah sekitar TPA tidak berpenampilan secara rapi dan bersih malahan terlihat kumal dan pucat. Oleh karena itu, kita dapat melihat bahwa pengaruh TPA terhadap pendidikan anak boleh dikatakan belum memadai secara efisien.

9.  Analisis
            Dengan kehadiran TPA di Tanjung Pinggir tidak memberikan dampak yang lebih positif terhadap penduduk disekitrnya, bahkan memberikan dampak yang lebih negatif misalnya para pemulung memiliki pendapatan yang begitu rendah bila dibandingkan dengan UMR (UMR untuk kota Pematang Siantar ialah Rp. 1. 300.000,00). Bila hal ini dikaitkan dengan keadaan lingkungan yang ada di RT Suika Mulia sangat bertolak belakang, karena sering terdapat penyakit (kudis, dan gatal-gatal bagi anak-anak) maka pendapatan  yang mereka peroleh tidak mencukupi untuk biaya pengobatan yang begitu mahal saat ini.
            Kesehatan merupakan faktor yang paling utama dalam kehidupan manusia. Dengan hidup sehat manusia dapat melakukan segala aktifitasnya dengan baik. Demikian sebaliknya, manusia yang tidak sehat dapat mengganggu aktifitasnya. Misalnya situasi yang kotor kurang memberikan semangat untuk melakukan tugas-tugas dalam kehidupan manusia. Berdasakan pandangan di atas kami melihat bahwa situasi di lingkungan RT Suka Mulia terdapat begitu banyak tumpukan sampah sehingga berpengaruh terhadap tempat permainan anak-anak (kurang memadai).   
Melihat ketidakmerataan dalam hidup masyarakat ini tentu kesehatan dan pendidikan anak juga berbeda. Para petani yang memiliki pendapatan lebih besar dari para pemulung dan petani sekaligus pemulung mempunyai peluang yang sedikit besar untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan para pemulung dan petani sekaligus pemulung sebab jika dilihat dari tabel pendapatan rata-rata para petani jauh berbeda pendapatannya dengan para pemulung.
Dengan demikian ketiga variabel di atas mempunyai pengaruh anatara satu dengan yang lain. Pendapatan yang kecil akan mengganggu ekonmi suatu rumah tangga. Pendapatan yang kecil juga menyebabkan peluang yang sangat kecil untuk membiayai pendidikan anak ke jenjang pendidikan  yang lebih tinggi. Sedangkan lingkungan yang tidak sehat akan berdampak pada kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar TPA yang kurang sehat. Dan kesehatan sangat perlu bagi pendidikan anak  sebab seseorang yang kurang sehat akan mengganggu proses belajar.

10. Temuan Baru
            Dari hasil penelitian kami menemukan suatu hal baru yakni kurangnya partisifasi secara aktif dari penduduk yang berprofesi sebagai pemulung. Dikatakan demikian karena para pemulung terlalu terfokus pada pekerjaannya sehingga sangat sulit bagi mereka untuk mengadakan kerja bakti secara bersama di dalam lingkungan tempat tinggal mereka. Maka terjadi kesenjangan sosial dalam masyarakat RT Suka Mulia. Dengan demikian, akibat dari kurangnya kerjasama dalam hal kerja bakti; situasi lingkungan kemasyarakatan kurang menjamin sebagai tempat tinggal yang layak.

11. Kesimpulan dan Saran
Dari hasil penelitian yang kami peroleh dari masyarakat RT Suka Mulia yang hidup di sekitar TPA di Tanjung Pinggir, kami menyimpulkan bahwa pengaruh dari TPA terhadap penduduk cenderung ke arah yang lebih negatif. Hal ini anatara lain ialah TPA yang berdiri di Tanjung Pinggir mengganggu kesehatan masyarakat, pendidikan, dan pendapatan mereka. Dengan pendapatan yang kurang untuk memenuhi kebutuhan kehidupan mereka sehari-hari akan berpeluang untuk terjatuh pada kemiskinan, walaupun  pada dasarnya mereka hidup di bawah garis kemiskinan. Bila hal ini dibiarkan, maka akan dapat menimbulkan masalah sosial yang baru lagi.
Sedangkan saran yang dapat kami berikan antara lain ialah agar pemerintah kota lebih memperhatikan masyarakat yang ada di sekitar TPA khususnya RT Suka Mulia terutama menyangkut kesehatan. Selain itu pemerintah juga harus lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat RT Suka Mulia dan penduduk yang ada di sekitarnya terutama dalam sarana umum seperti air bersih dan Listrik yang sampai sekarang belum dinikmati oleh penduduk RT Suka Mulia. Jika dimungkinkan pemerintah kota hendaknya menyediakan TPA yang jauh dari pemukiman penduduk (bukan seperti yang dialami oleh penduduk RT Suka Mulia) dengan alasan penduduk yang ada di sekitarnya tidak terjamin akan kesehatan yang sehat. Selain itu, penduduk yang ada di sekitarnya akan sulit untuk diajak untuk melakukan bakti sosial karena mereka lebih terfokus pada pekerjaan mereka khususnya bagi para pemulung yang bekerja dari pagi sampai dengan malam.

12 Lampiran Daftar Pertanyaan
            1. Sejarah berdirinya TPA?
            2. apa Mata pencaharian penduduk sebelum dan sesudah TPA
            3. Berapa Jumlah pendapatan penduduk sebelum dan sesudah TPA
            4. Apa pengaruh posistif dan negatif TPA di Tanjung Pinggir terhadapa:
                        - Pendapatan
                        - Kesehatan
                        - Pendidikan